si gue melajang dengan tegar nya. setelah melewati bulan februari nan rumit (yang akhirnya berlalu), kini si gue kembali mencoba peruntungan di gereja. mungkin hati Tuhan bakal lebih lunak kalo tau niat gue kali ini sangat mulia..
dan datanglah pria itu, pria yang gue rasa emang dikirim Tuhan spesial buat gue (beli beha di arab, BER-HA-RAP!haaha). Baskoro Laksitoadi, yang membuat si gue dengan beradab nya nitip-nitipin salam ke Si Empunya Wajah Unik, (he seems not too interested..) tapi emang dasar si gue jawa lenjeh..karena salam tak kunjung dibalas dan dengan seenak hatinya dia berkata, "Ah nitip salam, kalo berani kenalan langsung".
karena tidak mau dipandang sebagai pengecut yang kecut dan cuma berani nitip salam doank, akhirnya, singkat kata, si gue berkenalan dengan dia melalui perantara adit dimana adit adalah seorang temannya yang juga sewilayah dengan dia dan satu gereja dengan gue yang mana melalui adit, di hari paskah, untuk pertama kali nya saya menginjak-nginjak harga diri saya sendiri yang padahal kuota nya sudah nyaris minus, dengan berkata pada adit, "adit, kenalin laksi!!" dan dengan belegug nya si adit manggil laksi bilang, "laksi, ada yang mo kenalan".. sial..kenapa adit nggak bisa ngasih prolog yang lebih baik sih. misalnya : laksi, lagi ngapain lo?eh kenalin, nih temen gue, ity.."
atau : "laksi, mo gue kenalin cewek cantik nggak?cantik banget! britney spears kalah cantik, julia peres kalah seksi...multitalented, maen gitar bisa, keyboard juga bisa, bisa nyanyi, pinter masak dan humoris...namanya chrysti apriany.. bentar ya gue panggilin" (layaknya bagaimana biro jodoh mengumbar janji-janji palsu tentang calon-calon yang mau dijodohin)
ckck...adit, lo cerdas banget deh!
harga diri gue kini luluh lantah...
detik ini, si gue tidak tahu-menahu dimana keberadaan si Empunya Wajah Unik.. si arsitek.
mungkin nasib dia sama seperti arsitek-arsitek lainnya, seperti Sammaria Simanjuntak, yang sedang dalam perjalanan mengejar mimpinya (Kartini nggak sampai Eropa) atau seperti Jason Curtis yang memberikan maket rumah pada Paige Taylor, seorang dokter, yang kini jadi tulang rusuknya (Nothing Last Forever). Atau mungkin dia seperti Colbie Caillat yang masih menunggu.. waitin' for the same old dreamer on the other side..
yang pasti, si gue masih akan disini, menunggu kepunahan sambil berkhayal, bagaimana cerita ini akan dilanjutkan....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


0 comments:
Posting Komentar