pagi cerah, kata gue.
cukup cerah seenggaknya untuk kembali membakar kulit gue nan hitam ini.
dengan rompi baru hasil transaksi ilegal dikantor, akhirnya gue siap mental.
gue melenggang ke nehemia dengan tekad bulat (juga pasrah)
ibadah 09:30
pianis : chrysti.
iya. saya. pianis. sendirian.
tiada lagi mira yang setia tandem ama gue.
tiada lagi anca yang suara drumnya bikin gue bahagia ketika jari-jemari gue nggak sinkron dengan not.
tiada lagi mbak rini, yang suara bagusnya bikin semua jemaat berpaling memilih dengerin doi nyanyi tanpa sadar suara keyboard itu nggak dateng dari surga, tapi gue yang main.
kali ini, perihal lain.
gue cuma sendiri, ditemani 2 pemandu syahdu yang sigap menyanyikan lagu.
untung aja nggak ada laksi.
jadi dia nggak perlu menyaksikan kesalahan (demi kesalahan) yang gue lakuin.
nanti, one day, kalo gue udah lebih profesional gue bakalan tampil di ibadah jam 5.
kali aja arsitek nan tampan itu, walaupun nggak berminat dengan tampang gue, tapi berminat memiliki jari-jemari nan terampil yang saya punya ini.
mungkin iya.
mungkin juga nggak. (ngomongnya dalam hati)
RALAT!
jari-jemari nan terampil yang saya punya ini?
bukan punya saya, nampaknya.
cuma ada di saya aja.
tapi Tuhan Tampan yang gerakin
(efek jadi pianis gereja bikin gue jadi agamais)
i have known the Father care for me.
HE's been good
HE;s been good
through it all HE'll always there for me
god's been good to me.
through the storm
through the night
come what may everything will be alright
mulai seminggu kemaren, gue punya soundtrack acap kali gue jadi pianis.
and i'm sure, actually, there is nothing to worried about.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


2 comments:
hahaha..sukses kan tapi:)
sapa tuh arsitek yang lo jampe2..??
baskoro laksitoadi, the architect..
andai gue punya tongkat sakti biksu Tong pasti doi gue jampe-jampe, sayang aja ga punya..
Posting Komentar