pak maryadi bilang jangan kebanyakan makan pecel ayam.
minyaknya nggak bagus.
dunia menawarkan pecel ayam setiap dua meter di pinggir jalan.
begitu mudah.
begitu menggoda.
bu maryadi bilang cewek harus banyak makan sayur.
biar kulitnya bagus.
gue suka sayur.
tapi sulit ditemukan.
di negeri bsd ini, babi lebih mudah ditemukan.
pak maryadi bilang adil nggak mesti sama.
tapi gue mana rela kalo uang jajan mas ares lebih gede dari gue?
kita dulu satu sekolahan. sama-sama Sekolah Dasar Negeri.
harusnya uang jajan kita samaan.
walau kenyataannya tidaklah demikian.
bu maryadi bilang cewek montok itu nggak bagus.
bagusan kurus.
kayak gue.
tapi doi sendiri gendut.
gue harus percaya kata-kata atau fakta?
pak maryadi selalu bilang, like ALWAYS
nutup pintu jangan bersuara.
jangan ngomong keras.
membungkuk didepan orang yang lebih tua.
jangan minum/makan dirumah orang kalo belom ditawarin.
jangan berkata-kata kasar.
dasar jawa.
dasar yogyakarta.
dasar tulen.
dia nggak pernah tau bahwa anaknya ini bergaul dengan orang-orang masa kini.
dimana anjing, bajingan, bangsat, monyet selalu jadi bumbu-bumbu asmara diantara kata-kata.
di kejamnya jakarta.
dan tiba-tiba kusadari bahwa kalian pun tidak muda lagi.
terkadang batuk.
terkadang mengantuk.
rasanya ingin kubawa satu dunia untuk..
untuk apa bawa satu dunia?
kau cuma butuh kami, anakmu.
yang telah kau besarkan dengan cara yang luar biasa.
walau kami masih jadi orang biasa.
tapi tak pernah bisa berhenti aku tersenyum.
bahwa Tuhan memang mengirimkan malaikat ke rumah.
dua malaikat.
malaikat yang tidak sempurna.
yang harus rela menjadi pegawai negeri seumur hidup.
yang harus rela menjadi ibu rumah tangga seumur hidup.
yang harus rela menjual sebagian tanahnya demi anaknya yang mau menikah.
dunia memang kejam, dan tak pernah kau beritahu itu sampai aku siap memikulnya sendiri.
kau punya waktumu sendiri.
aku sayang kalian.
kuharap dunia tidak akan cukup kejam bagi kalian, duo maryadi, tuhan yang bisa kulihat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


0 comments:
Posting Komentar