k o do k i jo

dia duduk disebelah gue,
bicara panjang lebar tentang kedutaan besar amerika yang terlalu formal.

dia suka kerja disini.
nggak ribet, layaknya di kedutaan.

gaya hidupnya sangat amerika.
dia suka ML dengan banyak wanita.
banyak hotel yang sudah jadi langganan dia check in.
bisa dikondisikan, tergantung dimana gue ketemu sama cewek itu, kata dia melanjutkan.

kapan pertama kali ML?
kelas 2 SMP.

pantas anda jadi maniak sekarang.

then he was looking at me,
i think, he said, you are already having sex with your boyfriend.
i already have no boyfriend, kata gue dalem hati.
really? how do you know? actually, i haven't.
masa? kata dia kaget, ternyata masih ada anak moestopo yang perawan di tahun 2011 ini.

gue mengangguk keras.
it's only for my husband.
(klise. pacar aja nggak punya. husband? ngik! sama elo aja apa gue ML nya? elo keliatannya berpengalaman)

cewek, kata dia, kalo belom pernah ML cenderung "protect herself too much"
nanti kalo udah ngerasain sekali, dia pasti nyari lagi.
hey master, sounds like you know me better than myself.
 
elo pasti belom pernah jatuh cinta, kata gue.
sering kok, jawab dia santai, but i think cinta is bullshit.
"yeahh.. some people say that. but sometimes it just happened. it's all about a chemistry."
"chemistry is also a bullshit, there is no chemistry if you can't give it a chance" dia bersabda "nggak akan ada chemistry kalo nggak ada kesempatan. elo harus, at least, kenalan atau jalan bareng atau telponan. then chemistry might be appear."

and might be not, kata gue menambahkan.

dan sore itu, pasiffic place mendadak jadi tempat yang dipertanyakan.
jika pria disebelah gue ini hobi ML, gue rasa cowok metroseksual di eskalator itu mungkin saja hobinya sama.
atau wanita berbaju pink itu mungkin saja selingkuhan anggota dpr.
yang pasti, wanita berbaju putih yang duduk di ruang depan @america ini, cuma TKW perantau di bandung yang bercita-cita untuk resign.


lalu dia beranjak,
"eniwe, nomor lo berapa?
pin bb?"